Mengetahui tidak sama dengan mengalami. Ketika saya mengetahui sesuatu, misalnya saya tau bahwa dalam hidup yang singkat ini kita tidak bisa memenuhi semua ambisi kita, tetapi masih saja tidak membuat prioritas dalam hidup. Artinya saya tidak benar-benar mengalami kondisi bahwa hidup itu singkat.
Menjadi dosen di perguruan tinggi swasta selalu membuat saya dilema. Di sisi lain mau menjadi spesialis (mata kuliah tertentu), tetapi tuntutan mengisi kekosongan dosen untuk mengampu mata kuliah lain menjadi sebuah kewajiban. Akhirnya, waktu yang dihabiskan mempelajari banyak hal membuat kita menjadi generalis. Tidak ada yang salah dengan menjadi spesialis ataupun generalis, hanya saja kita harus menjadi nyaman dengan diri kita sendiri. Ketika ada yang tidak nyaman atau sesuatu yang mengganjal di hati kita, artinya diri kita memberi tanda bahwa kita harus segera beradaptasi lagi. Bahwa hidup adalah pertumbuhan terus-menerus adalah pasti, maka biarkan diri kita bertumbuh dengan kecepatannya sendiri.