Menulis kepada Ibu

Ketika mengingat “ibu”, hanya ada rasa sempurna saja di hatiku. Tiada kata-kata yang bisa mewakili sosok “ibu”. Ia adalah roh di setiap aktivitasku, awal dan akhir dari mimpi-mimpiku.

Selamat hari ibu, ma…. Terima kasih, mama 🙂

Tahun ini aku ucapkan hanya lewat sms saja. Hatiku belum 100% untuk mengucapkan kata-kata tersebut di telepon karena kupikir agak lebay jika harus diungkapkan secara lisan. Mamaku langsung menelepon balik. Sepertinya ia habis menangis karena terharu. Ia mengatakan padaku bahwa Ia memang sungguh terharu dengan kata-kataku dan bertanya, “Dapat dari mana kata-katanya, May?”. Kujawab, “Aihhh kata-kataku sendiri itu. Bukankah aku memang pintar berkata-kata manis?”. Mamaku bilang, “Iya, kata-kata memang bisa membuat orang senang :)”.

post card

To send a letter is a good way to go somewhere without moving anything but your heart. (Phyllis Theroux) 

Aku bukanlah anak yang baik, tapi engkau adalah ibu sempurna untukku.

Aku berdoa agar kita memiliki banyak waktu ketika aku bisa memenuhi semua kebutuhanmu.

Ketika bicara soal mimpi, mimpiku adalah hidup tanpa uang. Tapi itu tidak mungkin bukan? Hal itu hanya mungkin untukku saja, ibu. Aku tak bisa hidup hanya berdasarkan apa yang benar bagiku saja. Aku harus memikirkanmu…..

Tadi aku membeli dua kartu pos. Satu untukmu dan satu lagi untuk saudara kandungku yang lahir dari rahimmu juga, bu. Kartu pos itu akan kuisi dengan….. aku tak tau apa yang akan kutuliskan. Ketika pena bertemu kertas, aku baru akan mengetahuinya. Biasanya juga seperti itu, ibu. Tindakan secara spontan – itu yang selalu kusuka. Kubilang, “Itulah seninya hidup”.
___________ibu, aku publish tulisan ini sekarang, ketika aku sedang berbicara denganmu di telepon 🙂

…Berakhir dengan Obrolan ala Warung Pecel Lele

buku

Sumpah! Aku tak bisa menulis ketika menyambi dengar lagu-lagunya si mbah J#ncuk – Sujiwo Tejo. Konsentrasi menjadi terpecah. Sebentar, kumatikan lagunya dahulu baru kututurkan ceritaku tentang buku-buku ini padamu.

Akhir-akhir ini, hidup sepertinya baru dimulai selepas pukul 3 sore dan berakhir di pukul 3 pagi. Setidaknya itu yang terjadi padaku. Demikian pula hari ini. Pukul 3 setelah mengenyangkan perut, pergilah aku ke toko buku Gramedia Sudirman. Aku hendak melihat harga sebuah buku ekspedisi cincin api Kompas. Beberapa ribu lagi harganya mencapai dua ratus ribu. Ehm, kuputuskan nanti saja baru kubeli. Aku ingin menghadiahkan buku ini kepada seseorang 🙂 Aku menunggu harga tersebut turun menjadi seratus empat puluh ribu. Akankah turun? Menurutku begitu. Berharap saja akan ada pameran buku, bedah buku atau acara semacamnya.

Banyak sekali buku yang menarik di Gramedia yang tidak dijual di Togamas. Aku menghabiskan waktu ketika matahari masih bersinar terang. Tak kutau jam berapa karena aku tak memakai jam dan telepon genggamku pun mati. Lalu, hatiku membawaku ke Togamas Gejayan. Harga buku di sana selalu diskon. Itulah mengapa aku memilih Togamas.

Selain Gramedia dan Togamas, tempat belanja bukuku adalah Soping. Di Soping, banyak sekali buku-buku bajakan yang dijual lebih murah setengah harga dari yang semestinya. Pernah satu kali aku membeli buku bajakan tersebut dan sumpah! aku tak tenang membacanya. Aku dihantui perasaan bersalah karena aku telah merugikan si penulis.

Sama seperti di Gramedia, di Togamas pun aku menghampiri beberapa rak yang sangat kusuka, yaitu: rak buku filsafat, rak buku sejarah, rak buku sastra dan rak buku ilmu komputer. Novel-novel dan buku baru biasanya diletakkan di atas meja lebar setinggi lutut. Keempat buku yang kubeli tersebut semuanya kudapatkan di sana.

Buku pertama yang kupilih adalah “Republik #Jancukers”nya mbah Sujiwo Tejo. Aku menyukai pemikirannya. Pernah kutonton video Tedx yang menghadirkan Sujiwo Tejo sebagai pembicara hubungan antara matematika dan musik. Apa yang ia katakan adalah apa yang kupikirkan. Aku memutuskan bahwa kami satu aliran.

Buku ke-dua adalah bukunya Goenawan Mohamad yang berjudul “Catatan Pinggir” ke-8. Catatan Pinggir atau yang lebih populer dengan sebutan Caping ini adalah kumpulan esai pendeknya. Biasa aku membaca tulisannya di internet, tapi aku lebih memilih untuk memiliki bukunya 🙂

Buku ke-tiga adalah buku “Markesot Bertutur”. Buku ini sebenarnya adalah buku yang sudah diterbitkan di tahun 1993, namun tahun ini dicetak ulang, bahkan sebanyak 3 kali. Pemikiran dari Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib sangat membuka cakrawala berpikirku. Tahun lalu, beberapa kali aku mengikuti acara pengajian di rumah Bantulnya. Satu ketika, ia berceramah soal “Urip Kemalaekatan”, tentang “cahaya di atas cahaya”. Ia bercerita banyak hal yang membuatku mengangguk-angguk setuju dan aku semakin bisa melihat beberapa kemiripan konsep antara Buddhisme dan Muslim. Lain waktu di acara mengenang sekian tahun wafatnya Rendra (aku lupa berapa tahun?), ia bercerita kenangannya bersama Gus Dur yang saat itu sedang dirawat di rumah sakit. Continue reading “…Berakhir dengan Obrolan ala Warung Pecel Lele”

Buku Mengungkap Misteri Hidup dan Mati | Quotes

Apakah Hidup itu?

Mengapa sesuatu yang Paling Dekat dengan Kita Dibiarkan menjadi Sesuatu yang Penuh Misteri?

Bukanlah manusia yang tak ingin menjamahnya, tapi semakin banyak unsur hidup tersingkap, semakin banyak pula teka-teki muncul. Seakan kemajuan ilmu pengetahuan bukannya untuk memecahkan, tetapi justru menemukan teka-teki baru. Begitu juga dengan kematian. Apakah maut merupakan suatu akhir dari segalanya tanpa ada yang tersisa? Aapakah ini merupakan pintu gerbang menuju kehidupan baru? Ataukah hidup akan berlanjut terus selamanya dalam bentuk lain?

Paragraf tersebut adalah resensi yang saya baca di sampul belakang buku berjudul “Mengungkap Misteri Hidup dan Mati”.

Keterangan buku:

  • Diterjemahkan dari: Unlocking the Mysteries of Birth and Death, 2003
  • Tahun terbit: 2011
  • Cetakan ke: 1
  • Penerbit: PT Ufuk Publishing House
  • Penulis: Daisaku Ikeda
  • ISBN: 978-602-8801-65-2

Isi:

  • Kelahiran
  • Usia Tua
  • Penyakit dan Ilmu Pengobatan Buddhisme
  • Kematian
  • Potensi Hidup yang Tak Berbatas
  • Sembilan Kesadaran
  • Nam-myoho-renge-kyo

buku mmhm

Prakata

Frasa latin “Memento mori” berarti ingatlah bahwa kau harus mati. Kita memahami arti hidup yang sesungguhnya hanya di saat kita berhadapan langsung dengan realitas kematian. (Daisaku Ikeda)

Buku ini pertama kali dicetak pada tahun 1986 dan dicetak ulang pada tahun 2003 dengan beberapa revisi yang mempertimbangkan fakta-fakta ilmiah baru dan perspektif-perspektif baru tentang kehidupan dan kematian, termasuk penambahan, koreksi serta penyempurnaan dalam pengalihbahasaan. Satu kalimat yang mewakili tujuan penerbitan buku ini terdapat dalam Prakata yang ditulis oleh Daisaku Ikeda, yaitu:

“Isi buku ini merupakan penjelasan parsial mengenai kontribusi yang dapat diberikan ajaran-ajaran Nichiren bagi masa depan umat manusia dengan memberikan perspektif yang jelas tentang dunia dewasa ini serta membantu kita mempelajari cara menafsirkan filsafat kontemporer, ilmu pengetahuan, serta alam semesta itu sendiri.” Continue reading “Buku Mengungkap Misteri Hidup dan Mati | Quotes”

Memasak Tesis

Mengerjakan tugas akhir (baca: tesis) ibarat memasak.

Memutuskan mau masak apa kita hari ini? Bahan utamanya apa? Boleh juga ditambah bahan lain agar rasanya lebih lezat. Tentu saja bahan-bahan tersebut harus saling melengkapi bukan? Jangan lupa loh dengan bumbunya. Sudah siap? Mari kita memasak. Nyalakan api dan sreng…sreng…sreng…. HARUM 🙂

Oops. Terdengar ketukan pintu. Kawan yang tlah lama tak bersua menongolkan kepalanya di jendela kaca yang bening.

Ok, “Cekrekk” – gagang pintu terbuka. Mari kita ngobrol ngalor-ngidul wetan-kulon. Monggo mas, diminum kopinya, dimakan kacangnya, sambil nontonin  para pejabat yang menjelma menjadi artis di teve.

Belum selesai obrolan, tercium lagi aroma masakan. Kali ini berbau tak sedap. ~~~ GOSONG #tepok_jidat

GOSONG? Oh tidak. Proses memasak berhenti seketika. Matikan api. Mari mulai memasak lagi dari awal.

Belajar Sistem Manajemen Basis Data (SMBD)

SMBD ini adalah mata kuliah favoritku. Semester kemarin nilaiku adalah C dan aku stress terus memikirkannya. Artinya, banyak hal yang tak kumengerti. Memang ada rasa ingin membela dan membujuk diri yang ujung-ujungnya menganggap diri tidak bersalah, seperti: “Itu bukan masalah besar, Maya. Nilaimu kecil toh karena tidak belajar bukan?”, “Ujiannya tiba-tiba tutup buku dan banyak pertanyaan hapalan”. Ah, stop menyalahkan hal-hal di luar diri.

Bagiku, nilai adalah dampak dari kegiatan belajar. Dosenku adalah Bp. Khabib Mustofa. Semester ini aku mengulang mata kuliah tersebut dengan dosen pengampuh yang sama. Aku harus bergiat memperbaiki kemampuanku di mata kuliah ini. Mata kuliah ini begitu penting di bidang ilmu komputer, terutama kita-kita yang akan selalu berkutat dengan “DATA”, entah itu data miningknowledge management, data warehouse, software engineering (data modeling), dsb.

Referensi:

  1. Buku: Database System Concepts, Fifth Edition by Avi Silberschatz, Henry F. Korth, S. Sudarshan published by McGraw-Hill.
  2. Materi dari Website Bp. Khabib.
  3. Buku lain yang saya gunakan sendiri: Database Modeling and Design5th Edition.
  4. Materi Semantic Web (RDF, OWL): co-ode, RDF di W3C, dsb. Buku seputar Semantic web bisa dilihat di sini.
  5. dll… monggo browsing saja.

Daripada berbicara teori-teori SMBD, aku akan coba menjawab soal-soal ujian di tahun sebelumnya, lalu posting jawabannya di blog. Kapan? Pastinya sebelum UAS dong 🙂

Buku Semantic Web

Foundations of Semantic Web Technologies, by Pascal Hitzler; Markus Krotzsch; and Sebastian Rudolph, 2010, Publisher: Boca Raton: CRC Press.

Semantic Web for the Working Ontologist Modeling in RDF, RDFS, and OWL, by Dean Allemang, and James Hendler, 2008, Burlington, MA: Morgan Kaufmann.
Download: http://depositfiles.com/files/djg2m20p7

Programming the Semantic Web, by Toby Segaran, Colin Evans, and Jamie Taylor, 2009, O’Reilly Media.
Download: http://ebookee.org/Semantic-Web-for-the-Working-Ontologist-Effective-Modeling-in-RDFS-and-OWL_194846.html

Social Networks and the Semantic Web, by Peter Mika, 2007, Springer Science + Business Media, LLC.
Download: http://www.megaupload.com/?d=YFUR47NK

A Practical Guide to Building OWL Ontologist Using Protege 4 and CO-ODE Tools, Edition 1.2, by Matthew Horridge, 2009, The University of Manchester. Download: http://owl.cs.manchester.ac.uk/tutorials/protegeowltutorial/resources/ProtegeOWLTutorialP4_v1_2.pdf

http://www.filesonic.com/file/72551275/3540278281.rar

Silabus Mata Kuliah Semantic Web

By: Azhari, SN., Dr

An elective course for students of the magister program of computer science, Gadjah Mada University.

After taking and learning this course, the students could understand globally (and specifically) the core of semantic web technology, from concepts, theories to case study of applications. The following is my lecture chapter and course topics for my class.

Introduction

  • Comparison web vs semantic web
  • Web 1.0, web 2.0, web 3.0
  • Ilustration and simple example (and some videos of semantic web)

RDF (Resource Description Framework)

  • Simple triple semantic, graphic representation of triples
  • N-Triples, N3, RDF/XML
  • RDF Query Engines
  • SPARQL

OWL

  • Ontology
  • OWL (Web Ontology Language)
  • Counting, set, restriction in OWL

Tool, Engine, API for Programming

  • A short tutorial on Protege Ontology Editor
  • Protege OWL
  • OWL Jena API
  • Semantic org API

Description Logic

  • Web rule & Inference
  • DL reasoning

Social Networking and Semantic

  • Modeling social network data
  • Ontological representation of social individuals

Study case & Application Demo

  • Problem example and application
  • Student Cases & Presentations

SOME REFERENCES:

  1. Foundations of Semantic Web Technologies, by Pascal Hitzler; Markus Krotzsch; and Sebastian Rudolph, 2010, Publisher: Boca Raton: CRC Press.
  2. Semantic Web for the Working Ontologist Modeling in RDF, RDFS, and OWL, by Dean Allemang, and James Hendler, 2008, Burlington, MA: Morgan Kaufmann.
  3. Programming the Semantic Web, by Toby Segaran, Colin Evans, and Jamie Taylor, 2009, O’Reilly Media.
  4. Social Networks and the Semantic Web, by Peter Mika, 2007, Springer Science + Business Media, LLC.
  5. A Practical Guide to Building OWL Ontologist Using Protege 4 and CO-ODE Tools, Edition 1.2, by Matthew Horridge, 2009, The University of Manchester.
  6. Some academic papers of the new future intelligent web issues to be reviewed by student groups.
  7. Other lecture note resources of semantic web from various site

30 Gosho untuk Divisi Pemudi

Senang sekali ketika mengetahui bahwa di akhir tahun 2011 lalu, Ikeda Sensei memberikan daftar 30 Gosho untuk dipelajari oleh pemudi. Berita bahagia ini sebenarnya sudah disampaikan oleh Bp. Morinaka di awal tahun, namun saya baru sempat menggabungkan Gosho tersebut dalam 1 file pdf agar mudah dipelajari. Please contact me if you need it  🙂

Dua impian saya selanjutnya adalah: memindahkan tulisannya Ikeda Sensei yang berisi penjelasan Gosho-gosho tersebut dan terjemahan Gosho dalam bahasa Indonesia oleh Departemen Pelajaran Soka Gakkai Indonesia ke dalam blog ini. Ditunggu ya 🙂

WND

30 Gosho tersebut adalah:

  1. On Attaining Buddhahood in This Lifetime
  2. On Establishing the Correct Teaching for the Peace of the Land
  3. Lessening One’s Karmic Retribution
  4. The Heritage of the Ultimate Law of Life
  5. The Opening of the Eyes
  6. On the Treasure Tower
  7. Letter from Sado
  8. The Object of Devotion for Observing the Mind Established in the Fifth Five-Hundred-Year Period after the Thus Come One’s Passing
  9. The True Aspect of All Phenomena
  10. On Practicing the Buddha’s Teachings
  11. On the Buddha’s Prophecy
  12. Reply to Kyo’o
  13. Hell Is the Land of Tranquil Light
  14. Letter to the Brothers
  15. Winter Always Turns to Spring
  16. The Selection of the Time
  17. The Supremacy of the Law
  18. Many in Body, One in Mind
  19. On Repaying Debts of Gratitude
  20. The Essentials for Attaining Buddhahood
  21. The Actions of the Votary of the Lotus Sutra
  22. The Real Aspect of the Gohonzon
  23. The Three Kinds of Treasure
  24. The Drum at the Gate of Thunder
  25. On Prolonging One’s Life Span
  26. On Persecutions Befalling the Sage
  27. The Strategy of the Lotus Sutra
  28. The Dragon Gate
  29. The Proof of the Lotus Sutra
  30. The Kalpa of Decrease

The Writings of Nichiren Daishonin, yaitu kumpulan tulisan Nichiren Daishonin (Gosho) dalam bahasa inggris yang telah diterbitkan dalam 2 jilid. Jilid I terdiri dari 172 Gosho, sedangkan Jilid II terdiri dari 234 Gosho. Bayangkan saja, betapa berejekinya kita karena Ikeda Sensei telah memberikan referensi 30 Gosho. Saya mengartikannya sebagai: Pelajarilah teori kehidupan mulai dari 30 Gosho tersebut, Maya! 🙂

Belajar dari Gunung

Seringkali gunung tergambar dalam bentuk segitiga, artinya lebar di bawah dan mengerucut ke atas. Level Top Management pun berada di tingkat teratas. Posisi teratas sebanding dengan tuntutan kemampuan lebih yang tidak hanya pakar dalam hal teknis dan konsep, namun harus jeli menganalisis permasalahan sebagai dasar penentuan kebijakan. Piramida rantai makanan juga demikian. Posisi teratas menunjukkan siapa yang lebih kuat, seperti elang -> ular -> tikus. Hirarki kebutuhan manusia yang digambarkan oleh Maslow juga, dan masih banyak lagi contoh dalam kehidupan nyata yang terwakili oleh pola tersebut, bahkan tingkat kesadaran manusia pun diasumsikan seperti gunung es. Para pakar menyebutkan bahwa alam bawah sadar manusia adalah akar dari sebuah piramida dan akar tersebut tak kasat mata. Artinya apa?

Saya ingin mengajak pikiran saya untuk melihat persamaan gunung dan kehidupan nyata.

Alam Bawah Sadar = Persiapan pendakian di desa terakhir/kaki gunung.

Menuju apa yang disebut “Top” pada sebuah gunung seringkali mengharuskan kita melewati beberapa gunung yang lebih rendah terlebih dahulu. Di sisi lain, kita akan selalu menjumpai desa terakhir, yaitu desa tertinggi sebelum menuju titik pendakian. Kadang, desa ini bukan bagian dari sebuah gunung. Saya menganggap desa dan gunung-gunung rendah tersebut sebagai alam bawah sadar kita. Kita berbicara tentang hal mendasar, yaitu posisi akar yang sama-sama “tak terlihat”.

Di sanalah kita akan mempersiapkan diri, baik kebutuhan logistik, porter maupun persiapan fisik dalam wujud aklimatisasi. Aklimatisasi di kaki gunung sangatlah penting karena manfaatnya yang sangat besar untuk menyamakan suhu badan dengan suhu lingkungan, mengatur kadar oksigen maupun ketinggian. Waktu aklimatisasi yang dibutuhkan akan berbeda bergantung pada gunung yang dituju, bisa selama beberapa hari, minggu dan bulan.

Persiapan di kaki gunung inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah pendakian. Sama halnya dengan alam bawah sadar yang akan menggerakkan alam sadar kita. Apa yang kita yakini, apa yang kita rasakan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang akan kita perjuangkan sebagai idealisme kita akan menentukan keberhasilan kita. Bekal yang kita miliki akan menjadi sangat berguna seperti mesiu yang digunakan oleh prajurit perang. Ups salah contoh hahaha kenapa sampai mesiu ya? Maksudnya, kerja apapun yang penting adalah keputusan awal dan state of mind kita.

Lembah = Masalah.

Ada gunung-gunung yang mengharuskan kita berjalan naik-turun untuk sampai ke “Top”. Kondisi harus turun ke lembah untuk naik ke tempat yang lebih tinggi sama saja dengan masalah-masalah yang kita hadapi. Masalah ada untuk meningkatkan kualitas diri kita. Artinya, jika kita dapat mengatasi satu masalah, seharusnya tidak akan menjadi masalah lagi ke depannya. Kita harus selalu bisa belajar dari sebuah masalah. Siapa yang mengatakan tidak ada pemandangan bagus di lembah? Lihatlah edelweiss yang bermekaran di lembah sebelum kita melewati jalur yang hanya dipenuhi oleh batu dan pohon Cantigi.

Jangan terlalu lama di lembah hanya karena terpesona dengan sebuah keindahan dan jangan terlalu lama berkutat dengan masalah yang itu-itu saja. Keluar dari lembah dan lihatlah jalan menuju puncak! Ketika kita berada di tempat yang lebih tinggi dari masalah, kita akan melihat secara holistik dan dari sudut pandang yang berbeda. Kita melihat keseluruhan lembah 🙂 Continue reading “Belajar dari Gunung”