Saya lupa kapan saya membeli buku ini. Mungkin beberapa tahun lalu. Beberapa hari ini saya iseng ingin membaca puisi-puisi Tagore, jadi saya membukanya kembali. Saya suka sekali kumpulan puisi “Pantai Keabadian” yang menceritakan tentang kematian ini. Saya ingin berbagi apa yang ditulis oleh Deepak Chopra dalam kata pengantar yaitu, “Tagore memberikan kesempatan kepada kita untuk mendekati kematian bukan dengan kata-kata berdebu, melainkan dengan keheningan yang membasuh jiwa.”
Di bawah ini beberapa puisi pendek saya tuliskan ulang agar kita bersama-sama menikmati kematian dalam keindahan…
.
.
Keindahan
Biarlah hidup menjadi indah
seperti bunga-bunga musim panas
Dan maut menjadi indah
seperti dedaunan musim gugur.
.
.
Kebangkitan
Jika engkau meneteskan airmata
karena matahari telah tenggelam
Maka airmatamu itu akan membutakan
matamu dari bintang-bintang.
.
.
Heran
Hidup adalah sebuah rasa heran tanpa henti
bahwa ternyata aku ini memang ada.
.
.
Ilusi
Mengapa aku mati dan mati lagi?
Untuk membuktikan bahwa hidup
memang tiada habisnya.
.
.
Keabadian
Bintang-bintang pun tidak takut
untuk berkedip dan padam seperti ngengat.
Bagaimana dengan dirimu?
.
.
Memberi
Kehidupan diberikan kepada kita
Dan kita pantas mendapatkannya
dengan memberikannya kembali.
.